Selasa, 10 Maret 2009

Penyembuhan dengan Terapi Sengat Lebah

Bagi Anda yang menderita suatu penyakit, mungkin terapi sengat lebah atau apitherapy bisa dicoba. Terapi jenis itu telah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pengobatan alternatif. Apitherapy bisa ditemui di Klinik Kusuma yang berlokasi di Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Terapi sengat lebah dipercaya bisa mengatasi sejumlah penyakit. Antara lain darah tinggi, jantung, stroke, diabetes, sakit kepala, rematik, hingga susah memperoleh keturunan.

Cara pengobatannya adalah satu lebah diambil menggunakan sumpit. Kemudian, lebah disengatkan di titik-titik syaraf tubuh pasien. Sengatan lebah tersebut akan mengalirkan racun melalui peredaran darah ke seluruh tubuh. Racun itu akan bekerja mengatasi masalah yang dihadapi pasien.

Pemilik Klinik Kusuma Hendro Wardoyo menjelaskan pada dasarnya keluhan penyakit muncul karena fungsi syaraf yang terganggu. Bila syaraf bisa dinormalkan, keluhan dipastikan menghilang.

Terapi sengat lebah hanya menggunakan lebah penghasil madu jenis Apis mellyfera. Lebah jenis itu dipercaya mengeluarkan racun yang mengandung venon. "Venon mengandung lebih dari 40 zat dan zat ini bisa menormalkan syaraf-syaraf yang terganggu," kata sarjana matematika IKIP Yogyakarta ini.

Pengobatan di Klinik Kusuma dibuka tiga kali dalam sepekan yaitu Rabu, Jumat dan Minggu, mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Pasien Hendro tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga dari Surabaya, Bali, Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia.

Mengenai biaya, ia mengaku tidak memasang tarif, bahkan bagi warga miskin tidak ditarik biaya.

Usaha pengobatan terapi sengat lebah milik Hendro sudah berkembang dengan sudah dibangunnya Rumah Sakit (RS) Apitherapy. RS yang jaraknya hanya 1 km dari Klinik Kusuma merupakan yang RS apitherapy pertama di Indonesia.

Di RS Apitherapy, pasien akan mendapat pelayanan medis secara modern dan tradisional dengan melibatkan para tenaga ahli profesional. "RS Apitherapy sudah tahap penyelesaian. Rumah sakit apitherapy pertama di dunia adalah di China."

Pengelolaan RS Apitherapy, lanjutnya, bekerja sama dengan beberapa klinik, laboratorium, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk masalah diagnosis pasien. "Hasil laboratorium akan mempermudah kami melakukan pengobatan. Semua obat yang diberikan kepada pasien akan memakai bahan madu yang dihasilkan lebah," ungkap Hendro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar